BERITA9, MAKASSAR – Minat berwirausaha mahasiswa di Kota Makassar kelihatannya masih rendah. Itu terlihat antara lain dari kurangnya mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar yang mengacungkan tangan ketika ditanyakan kepada mereka pada acara kuliah tamu yang diadakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), di Kampus Unismuh Makassar, Jumat, (24/3) kemarin. “Siapa yang mau jadi enterpreneur?” tanya dosen senior Universiti Teknikal Malaysia (UTeM), Dr Sentot Imam Wahjono.
Dua ratus lebih mahasiswa dan dosen yang hadir, termasuk Dekan FEB Unismuh Ismail Rasulong dan Wakil Dekan III Samsul Rizal, hanya sekitar 20 orang yang mengacungkan tangan. Melihat hal tersebut, Sentot dan para dosen yang hadir langsung tertawa.
“Siapa yang mau jadi PNS (pegawai negeri sipil)?” tanya Sentot lagi sambil tersenyum lalu melirik dan lagi-lagi sangat sedikit mahasiswa yang mengacungkan tangan. Melihat hal itu, Sentot langsung mengajukan pertanyaan susulan sambil lagi-lagi tersenyum: “Lalu maunya apa?”
Sentot yang mantan praktisi perbankan mengatakan, mahasiswa sebaiknya menumbuhkan jiwa kewirausahaan, karena peluang usaha sangat terbuka, apalagi dengan adanya internet yang dapat mempermudah berbagai macam urusan, termasuk dalam hal peluang usaha.
Pada kesempatan tersebut, Sentot yang membawakan materi berjudul A New Financial Economic to Empower SMEs kemudian menjelaskan berbagai hal menyangkut dunia usaha di Malaysia dan di Indonesia yang dilengkapi data-data, terutama yang berkaitan dengan keuangan dan perbankan.
Menurutnya, aneka problem yang dihadapi para pelaku usaha, khususnya pelaku usaha kecil dan menengah, yang kerap mengalami kendala saat mencoba meminjam modal dari bank. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi kendala permodalan bagi pengusaha kecil dan menengah, yaitu crowdfunding atau urun dana yang merupakan praktik penggalangan dana dari sejumlah besar orang untuk memodali suatu proyek atau usaha yang umumnya dilakukan melalui internet.
Croudfunding ada empat jenis, yaitu penyertaaan dana tanpa mengharapkan pengembalian atau semacam hibah (donation based), penyertaan dana dengan mengharapkan penghargaan (reward based), penyertaan dana dengan mengharapkan bunga (lending based), dan penyertaan dana sebagai bagian dari kepemilikan atas perusahaan dengan imbalan dividen (equity based).
“Saya sarankan gunakan lending based atau equity based, karena kedua jenis crouwdfunding ini memang bisnis oriented (orientasi bisnis),” pungkas Sentot.
Laporan Biro Makassar, Asnawi Aminuddin