BERITA9, JAKARTA – Jika sudah panggilan jiwa untuk menuju Baitullah di Makkah, Arab Saudi, apapun caranya akan ditempuh, termasuk mengayuh sepeda yang dirancang khusus. Kisah pasangan suami istri Hakam Mabruri dan Rofingatul Islamiah asal Malang, Jawa Timur, menjadi pemicu semangat kita semua, bahwa keterbatasan bukanlah rintangan jika sudah memiliki tekad kuat dan ikhlas. Mereka berdua yang menempuh pilihan ini menjadi sangat istimewa.
Butuh waktu hingga satu setengah bulan mereka merancang sepeda yang didesain khusus memiliki dua pasang pedal dan tempat menyimpan barang-barang. Diperlukan waktu hingga 13 bulan waktu tempuh yang mereka habiskan menuju Makkah Al Mukarramah. Jarak yang mereka tempuh mencapai 13 ribu kilometer lebih.
Pasutri itu mulai mengayuh sepeda pada 17 Desember 2016. Butuh satu tahun satu bulan bagi keduanya untuk mengarungi tujuh negara. Disetiap negara yang di singgahi, mereka berusaha untuk membaur dengan warga lokal. Untuk mendapatkan visa, mereka mengajukan visa yang dikeluarkan secara online. Rata-rata waktu tunggu sekitar satu bulan.
Tidak jarang mereka merasa seperti di rumah karena penduduk setempat sangat menyambut baik. Mabruri dan Islamiah tak hanya bertualang, tapi juga membawa pesan damai Islam.
Siapa pun yang mereka temui, keduanya akan merefleksikan Islam yang cinta perdamaian. Menurut Mabruri, pilihan menggunakan sepeda juga merupakan simbol keharmonisan kehidupan pernikahan.
“Untuk maju ke depan, suami istri harus bekerja sama dan saling menyesuaikan,” kata dia. Sepeda mengajari bahwa hidup itu mengalami pasang dan surut. Jika ingin berada di atas, maka mereka harus bekerja lebih keras untuk mengayuh.
Saat turunan pun mereka harus mengendalikan kecepatan. “Ini adalah filosopi yang bisa diterapkan dalam hidup,” kata Mabruri. Ia duduk di depan juga menunjukkan simbol bahwa pria adalah imam.
Kedua pasangan ini telah empat tahun menikah dan sedang menunggu kelahiran anak pertama mereka. Keduanya sepakat ingin memberi nama Mukafeh yang artinya pekerja keras.
Perjalanan keduanya melalui Malaysia, Thailand, Myanmar dan India. Untuk menghindari wilayah konflik, keduanya memilih melewati Yordania dari India, kemudian menuju Mesir dan akhirnya tiba di Saudi.
Mereka juga dengan rajin merawat sepeda. Tak lupa mereka membaur dengan masyarakat lokal. Tidak jarang mereka merasa seperti di rumah karena penduduk setempat sangat menyambut baik.
Bulan Ramadhan mereka habiskan di Thailand dan Idul Fitri di India. Mereka kemudian merayakan Idul Adha di Amman, Yordania.
Keduanya berencana pulang dengan menggunakan pesawat setelah menjalani umrah. Mengingat sang istri yang sedang hamil.
Kedua orang ini telah membanggakan Indonesia karena menjadi pasangan pertama yang tiba di Makkah dengan sepeda gandeng. Jika kesempatan memungkinkan keduanya ingin menjalani perjalanan haji lagi beberapa tahun ke depan. Selain itu, mereka juga ingin bertualang ke Selandia Baru dan Australia. (*)