BERITA9. JAKARTA – Ketua Dewan Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri meminta rakyat Indonesia supaya tidak memilih pemimpin yang tunduk pada kepentingan bangsa asing dan membuat rupiah melemah. Hal itu ia sampaikan saat berpidato pada upacara peringatan 17 Agustus yang dilangsungkan di Universitas Bung Karno (UBK) pada Jumat (17/8/2018).
“Saya katakan jangan salah pilih pemimpin yang menjadi proxy atau jadi antek kepentingan asing, jangan pilih pemimpin yang menumpuk utang, yang membuat rupiah melemah,” kata Rachmawati. Meski begitu, ia enggan menyebut siapa nama pemimpin yang dimaksudkannya tersebut.
Ia hanya meminjam ungkapan mendiang Ayahnya, Soekarno untuk menyebut bahwa tahun 2018 ini merupakan tahun vivere pericoloso atau tahun menyerempet bahaya. Pasalnya, bertepatan dengan dimulainya tahapan dan prosesi pemilihan umum (pemilu) yang akan digelar pada April 2019 mendatang.
Ia menyebut kini masyarakat disuguhkan dua pilihan calon pada Pilpres 2019 mendatang. Pilihan pertama menggambarkan masa depan Indonesia yang bahagia, sedangkan pilihan kedua akan membuat Indonesia semakin sengsara dengan penuh tangis.
“Jadi di seberang jembatan ini hanya ada dua jalan, masyarakat Indonesia harus pandai betul. Pertama jalan sama rasa sama bahagia, yang kedua jalan sama ratap sama tangis,” ujar dia.
Melihat hal itu, Rachmawati lantas berujar agar masyarakat dapat memilih pemimpin yang berani dan mau menjalankan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Undang-undang Dasar 1945.
Ia menjamin masyarakat Indonesia akan bahagia jika memilih pemimpin yang menjalankan UUD 1945 secara benar dan berani.
“Pilih pemimpin yang berani kembali ke UUD 1945. Maka, jika saudara pada saatnya nanti memilih pemimpin yang seperti ini insyaallah kita akan jadi masyarakat yang sama rasa, dan bahagia,” ujarnya.
Saat ingin menutup amanatnya dengan mengutip pernyataan yang pernah diucapkan Soekarno, Rachmawati terlihat terisak-isak menangis mengenang perjuangan ayahnya tersebut.
Sambil terisak, Rachmawati lantas mengutip ucapan Soekarno bahwa perjuangan revokusi Indonesia saat ini belum selesai karena kehidupan bangsa Indonesia belum ‘terang’ secerah bulan purnama hingga saat ini.
“Izinkan saya kembali mengutip perkataan Bung Karno, kita memang belum hidup di terangnya bulan purnama, kita masih hidup di pancaroba, bersemangat garuda. Karena revolusi belum selesai,” pungkas Rachmawati.
Pada kesempatan itu, hadir pula Ketua Umum Partai Gerindra yang juga bakal calon presiden 2019-2024 Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Sandiaga Uno.
Sebagai informasi, pemerintahan Presiden Joko Widodo kini menghadapi sejumlah isu, mulai dari utang yang mencapai di atas Rp4.200 triliun hingga pelemahan rupiah yang sempat menembus level Rp14.600 per dolar AS. (*)