Presiden Jokowi Minta Kades Redam Isu Provokatif di Tahun Politik

  • Bagikan

BERITA9, YOGYAKARTA – Presiden Joko Widodo memerintahkan seluruh Kepala Desa (Kades) berikut aparat pemerintah desa, ikut membangun suasana yang kondusif menjelang dan selama tahun politik pemilu 2019. Isu-isu provokatif atau hasutan menjelang Pemilu 2019, wajib dihambat supaya tidak menimbulkan gejolak.

“Pemerintah desa, tolong sampaikan ke masyarakat, jangan sampai pilihan kepala daerah (beda) kita jadi retak dan pecah di bawah,” kata Presiden Jokowi di acara Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa di Gedung Jogja Expo Centre (JEC) Bantul, Yogyakarta, Rabu, (25/7/2018).

Dia bersyukur dan mengucapkan terima kasih karena pemerintah desa, Polri, dan TNI 171 pilkada semuanya berjalan aman, lancar, jujur adil, tak ada masalah berarti. Terima kasih kepada pemerintah desa. Dan juga aparat TNI dan polri

Jokowi mengingatkan, isu SARA hingga isu agama jangan sampai memecah belah masyarakat. Selain itu, perbedaan dalam pandangan politik tetap harus dijaga.

“Jangan sampai dikompori sama politisi yang tidak benar. Pilih pemimpin yang baik. Lihat prestasi, rekam jejaknya, kinerjanya seperti apa,” ujarnya.

Bagi Jokowi, pemerintah desa menjadi bagian depan dalam meredam panasnya tahun politik. Baik nantinya muncul fitnah, saling mencela, hingga tersebarnya kabar bohong.

Pemerintah desa harus menyampaikan ke warga jangan sampai terbawa suasana. ‘Kepala desa juga jangan terbawa suasana. Tugas pemerintah desa menyejukkan dan mendinginkan suasana,’ ujar Jokowi di depan sekitar 2.200 kepala desa.

Jokowi menyampaikan, Indonesia sebagai negara besar tak boleh hanyut dalam panasnya tahun politik. Hanya Indonesia, kata dia, yang memilikinya 714 suku.

“Negara kita besar, dengan kekayaan suku, pulau hingga budaya. Aset terbesar bangsa ini adalah kesatuan, kerukunan, dan persatuan,” ucapnya.

Ia menambahkan, pemerintah desa juga harus ikut mengawasi agar desanya tak berurusan dengan radikalisme dan terorisme. Ia menyinggung Suriah dan Afghanistan yang masih terlibat dalam peperangan.

“Kita gak mau negara ini seperti Suriah. Afghanistan, perang 49 tahun lebih. Perang dua kelompok, perang gak ada habisnya,” ungkapnya. (*)

  • Bagikan