Rumah Leluhur Menkum HAM Yasona Laoli Terancam Ambruk

  • Bagikan

BERITA9, GUNUNGSITOLI – Rumah peninggalan mendiang, Sanuhe Laoli, Kekek dari Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Hamonangan Laoly yang berada di Desa Mado Laoli, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, nyaris roboh. Meski kondisinya memprihatinkan, namun bangunan itu tidak mendapatkan perhatian Pemerintah.

Rumah adat Nias yang di bangun pada 24 Maret 1937 oleh almarhum orang tua dari Yasonna H Laoly dilahirkan dan di besarkan. Yassona sendiri, anak dari Faogo’aro Laoli, cucu dari Alm. Sanuhe Laoli, anak ke lima dari delapan bersaudara. Seperti diungkapkan, Toroziduhu Laoli (49) sepupu kandung Yasonna Laoly saat di jumpai BERITA9, Sabtu, (2/4) mengatakan, semenjak mendiang Sanuhe Laoli dan orang tua Yasonna meninggal, rumah keluarga besar mereka mulai tidak terurus. Penyebabnya karena minimnya ekonomi keluarga yang pas-pasan dan tidak adanya biaya pemeliharaan. 

“Enggak ada biaya untuk merehab dan apa lagi yang tinggal di rumah ini tinggal cucu, kalau dulu semasih kakek dan bapaknya pak Yasonna masih hidup, rumah ini tetap terjaga dan terawat,” kata Toroziduhu. 

Rumah adat Nias atau dalam bahasa lokal disebut Omo Hada yang sudah berusia 80 tahun ini, menurut Toroziduhu, dulunya orang tua dari Yasonna di besarkan, di ceritakannya, Faogo’aro Laoli ayah dari Yasonna sejak pindah tugas dan menetap di Sibolga, tetap kembali ke kampung untuk melihat keluarga.

“Ayah  Pak Yasonna seorang polisi dan tugas di Sibolga, dulu waktu masih hidup, sering pulang kampung, melihat kakek dan keluarga,” ucapnya.

Sedangkan Yasonna sendiri, lanjut Toroziduhu, semenjak dilantik jadi Menteri oleh Presiden Joko Widodo tidak pernah pulang kampung. Namun semasa Yasona menjabat anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Yasonna sendiri membantu merehab sebagian rumah milik keluarga besarnya ini.

“Semenjak jadi Menteri, sudah tidak pernah lagi, hanya waktu beliau semasih anggota Dewan, pernah datang, bahkan dia turut membantu biaya perehapan rumah ini saat itu,” ungkap Laoli.

Sedangkan pihak Pemerintah Kota Gunungsitoli sendiri, lanjut Toroziduhu, belum pernah memberikan biaya pemeliharaan atau pun peremajaan rumah adat milik keluarga mereka. Ia mengaku tidak pernah memberitahukan hal ini ke Dinas terkait, menurutnya, Pemerintah Kota sudah pasti mengetahui keberadaan rumah-rumah adat yang ada di Kota Gunungsitoli.

“Kami dengar ada dana untuk biaya rehab dari Dinas Pariwisata, khusus untuk rumah adat, namun hingga sekarang tidak pernah kami terima, dan bisa kami pastikan pemerintah kota telah mendata keberadaan rumah adat yang ada di Kota Gunungsitoli, besar harapan kami supaya Pemerintah Kota Gunungsitoli memberikan perhatian untuk biaya rehab atau pemeliharaan terhadap rumah adat yang ada di Desa Mado Laoli. ” ungkapnya berharap. (red/hwi) 

Laporan Biro Nias, Frans Lature

Keluarga besar Menkum HAM Yasona Laoli yang mendiami rumah mendiang kakek Yasona (atas) Omo Hada Nias salah satu warisan budaya yang terancam ambruk (foto frans/BERITA9)
  • Bagikan