BERITA9, GUNUNGSITOLI – Islam selalu mengajarkan ummatnya berbuat kebaikan dan menghindari kejahatan.Khusus di Indonesia perkembangan Islam didominasi oleh kebudayaan yang sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Sebagai mayoritas pemeluk Islam terbesar di dunia, Indonesia menjadi rujukan peradaban dunia.
Terlebih NU yang secara nyata melahirkan Indonesia, tentu menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Saya minta warga NU selalu waspada atas ancaman radikalisme yang berkembang di tengah masyarakat,” demikian dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Sirodj dalam perbincangan dengan Berita9 di Bandara Soekarno Hatta Ahad (4/9) sesaat Kang Said akan terbang ke Medan dan Berita9 ke Pontianak.
Menurut Kang Said -panggilan akrab Kyai Said Aqil Sirodj- tidak ada ajaran Islam yang memperbolehkan menyakiti sesama umat manusia. Islam sangat melarang umatnya berbuat dzolim. Ia juga meminta warga NU diseluruh Indonesia agar tidak terpancing oleh berbagai tindakan dan hasutan yang memecah belah negara dan agama.
“Tidak ada seorang habib, kyai dan ustadz yang mengajarkan cara ngebom maupun merakit bom. Itu semua paham radikalisme, paham yang bertentangan dengan Ahlussunnah wal jama’ah” kata Kang Said yang akan terbang ke Kota Gunungsitoli, Kepulauan Nias Ahad (4/9).
Kang Said berkata, para pelaku teror yang mengaku beragama Islam dasarnya tidak memahami Islam secara benar, tidak memahami kultur, alam, dan budaya rakyat Indonesia.
“Warga NU umat yang toleran, beradab dan tidak akan berbuat radikal dengan menjual Islam untuk tujuan peperangan yang dibuat-dibuat,” ujarnya.
Untuk itu, Kang Said berucap, ia meminta semua warga NU diseluruh Indonesia untuk menolak adanya jaringan radikal dari luar yang saat ini sedang gencar-gencarnya masuk ke Indonesia. Tujuan utamanya hanya satu, melakukan perpecahan dan menimbulkan konflik antara umat beragama serta umat seagam di Indonesia.
Kang Said berkata, NU telah menandatangani kesepatan dengan Polri membentuk sebuah tim yang akan bekerja guna mengendus keberadaan kaum radikal yang ingin memecah belah Islam dan NKRI. (red/hwi)