Panglima TNI : Ada Kelompok Kecil yang Merasa Paling Benar

  • Bagikan
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat memaparkan analisanya dihadapan para sesepuh Buntet Pesantren (foto Puspen TNI)

BERITA9, CIREBON – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta masyarakat mewaspadai kelompok kecil yang merasa diri paling benar dan paling hebat sendiri. Panglima mengatakan ini ketika memberikan sambutan pada acara Tahlil Umum di Makbaroh Gajah Ngambung Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (15/4).

“Inilah yang harus kita sama-sama waspadai. Adanya kelompok kecil yang merasa paling benar, merasa paling hebat sendiri,” Jenderal Gatot.

Mereka yang merasa diri paling benar di tengah masyarakat Indonesia ini jelas Gatot, menganggap dirinya sebagai kelompok yang mendirikan bangsa ini.

Panglima berkata, kelompok kecil yang merasa paling hebat tersebut memiliki karakter yang sangat berbeda dari para kiai dan ulama umumnya yang secara nyata hadir di tengah-tengah masyarakat.

Para kyai dan ulama umumnya selalu berkontribusi besar dalam mendidik masyarakat. Para kiai dan ulama cenderung diam dalam menyiarkan agama dan memberikan pelajaran serta zikir. Mereka, kata Gatot, justru siap bangkit saat bangsa dan negara benar-benar membutuhkan tenaga dan pikiran mereka. 

“Peran kyai dan ulama ini terjadi sejak masa perjuangan, mengisi perjuangan, dan saya yakin akan terus untuk berperan mempertahankan NKRI,” ujar Panglima. 

Para kiai dan ulama berjasa memperkenalkan Islam yang demokratis  dengan mengajarkan kebaikan yang sesungguhnya.

Gatot mengajak seluruh masyarakat untuk mengingat terus peran dan kontribusi yang diberikan para kiai dan ulama dan juga santri yang telah mendirikan bangsa ini dengan pengorbanan yang tidak kecil.Sebaliknya, sekelompok kecil yang disentil Panglima tidak memiliki keutamaan sebagaimana para kiai dan ulama pada umumnya.

Kontribusi mereka kepada masyarakat boleh dikatakan kecil. Mereka jarang kelihatan berbaur dan beraktivitas bersama warga. Mereka tidak terlihat dalam berbagai jenis kegiatan yang menautkan hati antar sesama warga Indonesia.

Sebaliknya, para kyai, ustadz, cendekiawan Muslim umumnya berbaur dengan berbagai unsur masyarakat lain serta aktif mendidik masyarakat dengan berbagai program pendidikan, sosial, budaya, dan lain sebagainya. (red)

  • Bagikan