BERITA9, PAPUA – Presiden Joko Widodo pada medio Oktober 2016 lalu berkunjung ke Dekai ibu kota kabupaten Yahukimo, Papua, dalam rangka meresmikan bandara setempat dan mencanangkan program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga di Papua, khususnya untuk wilayah Pegunungan.
Namun ternyata, intruksi itu hanya sekedar instruksi belaka tanpa ada realisasi. Buktinya, pemerintah daerah setempat telah memutuskan harga untuk wilayah Dekai ibu kota Yahukimo sebesar Rp10 ribu-Rp15 ribu per liternya.
“Untuk di wilayah Pegunungan memang harga kita di Yahukimo paling murah. Kita sudah putuskan untuk di Dekai saja harga BBM per liter di kisaran Rp 10-15 ribu. Ini harus dilakukan karena suplai dari Pertamina belum maksimal,” kata Bupati Yahukimo, Abock Busup di Jayapura, Kamis (9/3).
Abock berkata, penetapan itu berdasarkan pertimbangan murni bisnis semata. Pihaknya memberikan kesempatan pada pengusaha orang asli Yahukimo maupun pendatang untuk mendapat keuntungan dengan harga yang telah dibatasi. Sehingga mereka tak bisa menaikan lagi harga secara sepihak. Penetapan harga itu telah dikaji secara mendalam dengan memperhitungkan kepentingan berbagai pihak.
“Jujur kalau ikuti harga sesuai instruksi Presiden, maka pengusaha sulit memasok sendiri BBM kesana, sehingga menjadi pemikiran pemerintah untuk melakukannya dan tetap mendapatkan PAD,” pungkas Aboc. (red/ade)
Laporan Biro Papua, Jacobus