Aset Bangunan Pustu Terlantar, Pemda Bungkam 

  • Bagikan

BERITA9, BANJAR – Terbengkalainya tujuh ruang kesehatan dan dua rumah dinas tenaga medis Puskesmas Pembantu Desa Bawahan Selan Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan lantaran tidak difungsikan mengakibatkan bangunan berusia puluhan tahun tersebut tidak terurus hingga kondisinya kini mengalami rusak parah. 

Beberapa bagian bangunan seperti plafond, atap dan dinding hancur hingga tidak layak lagi untuk digunakan sebagai fasiltas pelayanan bagi masyarakat dan membuat bangunan yang diperkirakan bernilai ratusan juta rupiah ini menjadi “mubazir”.

Padahal, menurut Pembakal Desa Bawahan Selan, Akhmad Rizali Puskesmas Pembantu diwilayah kekuasaannya tersebut sangat diperlukan warga setempat lantaran selain gratis untuk berobat karena milik pemerintah juga lokasinya yang strategis mudah didatangi oleh masyarakat 14 rukun tetangga (RT) di desanya tersebut, jelasnya.

Sebelumnya, Puskesmas Pembantu Bawahan Selan menjadi fasilitas berobat andalan warga setempat karena fasilitas kesehatannya lumayan lengkap. 

Namun semenjak dibangun UPT Puskesmas Mataraman beberapa tahun lalu sebagian fasilitas kesehatan Pustu Bawahan Selan dipindahkan kesana hingga membuat warganya kesulitan berobat karena lokasinya yang cukup jauh ditambah harus mengeluarkan biaya lebih untuk bisa kesana. 

Warga bawahan selan yang berobat kebanyakan ibu-ibu dan orang tua bahkan yang ekonominya kelas bawah yang tidak memiliki kendaraan pribadi jadi kalau mau berobat ke UPT Puskesmas Mataraman terpaksa menggunakan jasa ojek dan jadi perlu biaya, keluh Rizali.

Ini sangat jauh dibanding saat fasilitas berobat di Puskesmas Bawahan Selan masih lengkap belum dipindahkan ke UPT Puskesmas Mataraman warga lebih mudah dan nyaman untuk datang berobat karena tidak perlu mengeluarkan biaya lantaran dekat dan kalaupun jauh bisa dijangkau menggunakan angkutan pedesaan yang lebih murah dibandingkan harus naik ojek, ungkapnya.

Ironisnya tambah Rizali dengan kondisi saat ini warganya terpaksa memilih berobat ke mantri saat sakit dengan rela mengeluarkan biaya pribadi hingga tidak terlihat peran pemerintah ditengah kesulitan warganya dalam mendapatkan pelayanan kesehatan gratis, apalagi kebanyakan warganya tergolong masyarakat kelas bawah, miris Rizali.

Rizali juga mengungkapkan sudah sering mengusulkan perbaikan Puskesmas Pembantu Bawahan Selan baik secara langsung ke dinas terkait Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar maupun melalui rapat Musrembang namun hasilnya tidak pernah ada realisasi lantaran alasan lahan berdirinya bangunan berada dalam konsesi Hak Guna Usaha (HGU) PTPN Perusahaan Perkebunan Karet milik BUMN, jelasnya. 

Yang membuat Rizali kecewa sikap pemerintah daerah setempat melalui Dinas Kesehatan terkesan sengaja membiarkan bangunan mubazir terbengkalai dan tutup mata dengan kesulitan warganya tanpa memberikan solusi. Lebih lagi yang membuatnya heran fasilitas milik pemerintah daerah lainnya yang juga berada diatas lahan konsesi PTPN seperti 5 SD dan 1 SMP bahkan PDAM bisa dibantu untuk diperbaiki oleh instansi terkait yang juga menggunakan anggaran dari pemerintah, herannya. 

Rizali berharap pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan bisa lebih bijaksana menyikapi permasalahan ini dan mencari solusi agar bangunan Puskemas pembantu bawahan selan layak digunakan, lebih lagi fasilitasnya dikembalikan agar warga setempat lebih mudah untuk berobat, harapnya.

Saat ini, lanjut Rizali pihaknya secara swadaya melakukan perbaikan bangunan seperti perbaikan atap rumah dinas yang ditempati bidan desa yang sebelumnya mengalami rusak parah dan pembuatan toilet yang sebelumnya rusak parah tidak bisa digunakan lantaran untuk menggunakan Dana Desa juga bakal melanggar aturan, ungkapnya.(red)

Laporan Biro Martapura, M. Apri

Kondisi bangunan yang terlantar (foto apri/BERITA9)
  • Bagikan