BERITA9, JAKARTA – Dihadapan sejumlah pewarta di kantornya Jalan Kramat Raya VI, boleh saja Prof. Dr. H. Mahfud MD mengatakan tak kecewa dengan keputusan Joko Widodo menunjuk Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amien (Abah Ma’ruf) sebagai calon wakil presiden (cawapres), tapi raut mukanya tak bisa menghilangkan kekecewaan yang sangat luar biasa. Proses perubahan nama itu terjadi terbilang mengejutkan dan tejadi pada injury time, bak tersalip di lap terakhir.
Sebuah sumber yang dekat dengan Jokowi berbisik ke Pimred BERITA9, bahwa Jokowi telah meminta Mahfud mengurus kelengkapan dokumen persyaratan sebagai pejabat negara. Mahfud pun segera mengurus keterangan terbebas sebagai narapidana dan surat keterangan bebas pailit ke PN Sleman, Yogyakarta. Bahkan ia juga sudah menyerahkan riwayat hidup kepada Jokowi, serta membuat SKCK dan surat keterangan sehat.
Tidak sampai disitu, kepastian 99 persen Mahfud mendampingi Jokowi diperkuat atas perintah Jokowi mengukur seragam yang bakal dikenalannya saat proses pendaftaran capres dan cawapres di KPU, Jumat (10/8/2018).
Lebih hebohnya lagi, Guru Beaqe Fakultas Hukum UII itu juga sudah mendapatkan susunan acara pengumuman cawapres dan pendaftaran pasangan capres-cawapres di KPU itu.Atas sejumlah indikasi dan informasi di media itu, Warganet pun menyuarakan #JokowiMahfud2019.
Kamis sore (9/8/2018), Jokowi bersama para ketua umum dan sekretaris jenderal partai politik koalisi berkumpul di Restoran Plataran, Jakarta, untuk mengumumkan cawapresnya.
Posisi Mahfud sendiri berada di Restoran Tesate yang berada di seberang Plataran. Ia telah lengkap mengenakan kemeja berwarna putih dan celana bahan hitam, serupa dengan seragam khas Jokowi. Bersama sejumlah orang, dia berada di restoran itu selama hampir satu jam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Mahfud bakal mendeklarasikan dirinya sebagai cawapres pada pukul 18.00 WIB. Informasi lain menyebutkan bahwa deklarasi itu akan dilakukan di Tugu Proklamasi, Jakarta.
Di Plataran, rapat tertutup Jokowi dengan para petinggi parpol koalisi berakhir. Sebelum konferensi pers pengumuman cawapres oleh Jokowi, Sekjen PKB Abdul Kadir Karding lebih dulu mencuitkan bocoran. Bahwa, cawapres untuk Jokowi adalah Ma’ruf Amin.
Seorang menteri kemudian memberitahukan keputusan yang tiba-tiba itu. Mahfud beranjak dari restoran itu dan menuju kantornya di Kramat VI, Jakarta Pusat.
Jokowi, dalam konferensi pers, kemudian mengumumkan Ma’ruf, yang merupakan Rais Aam Nahdlatul Ulama, sebagai pasangannya di Pilpres 2019.
Mahfud, yang menonton siaran langsung pengumuman itu, bertepuk tangan atas keputusan Jokowi tersebut meski seperti disalip di lap terakhir setelah sebelumnya terus memimpin balapan. Ia bahkan menenangkan sahabat dan kerabat yang tampak kecewa.
Dia kemudian dipanggil ke Istana Negara, Jakarta, oleh Jokowi. Mahfud justru menyampaikan agar Jokowi tak perlu merasa bersalah. Sebab, ada keadaan yang beresiko.
“Saya sampaikan ke Pak Jokowi, saya tidak kecewa, tetapi memang kaget,” ujar Mahfud, di MMD Institute, Jakarta.
Namun ini bukan kali pertama Mahfud kena PHP (pemberi harapan palsu) di Pilpres 2019. Guru Besar Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) itu juga sempat merasakan kekecewaan pada Pilpres 2014. Ketika itu, dia diusung PKB sebagai cawapres bagi Jokowi.
Pada akhirnya, PKB mendukung duet Jokowi-Jusuf Kalla. Mahfud yang mengaku sempat berharap jadi cawapres kemudian beralih kubu ke sisi Prabowo Subianto. Ia didaulat jadi ketua tim pemenangan Koalisi Merah Putih (KMP).
Usai kekalahan KMP di Pilpres 2014, Mahfud kembali ke sisi Jokowi dengan diangkat sebagai bagian BPIP.