Konsolidasi Kepemimpinan Polri & Makna Reformasi Polri Terhadap Nawacita (Bag 3-habis)

  • Bagikan

BERITA9, JAKARTA – Konsolidasi organisasi dan personalia Polri melalui kaderisasi dan regenerasi sedang berproses secara sistematis dan bertahap. Ada ruang jabatan yang masih ditempati perwira tinggi Polri angkatan senior yaitu Akpol 1984, 1985, dan 1986. Sejumlah perwira tinggi Polri yang satu angkatan dengan Eko Widodo Prihastopo, Akpol 1986, ada yang menjadi Pejabat Polri terutama Kapolda, misalnya : Kapolda Sumbar Irjen Pol. Fakhrizal, Kapolda Kalbar Irjen Pol. Didi Haryono, Kapolda Bengkulu Brigjen Pol. Coki Manurung, Kapolda Gorontalo Brigjen Pol. Rachmad Fudail, Kapolda Sulbar Brigjen Pol. Baharuddin Djafar, dan Kapolda Kaltara Brigjen Pol. Indrajit. Bahkan Akpol 1984 ada yang menjabat Kapolda dalam rangka perkuatan institusi dan kepemimpinan Polri.

Ada Kapolda Jateng Irjen Pol. Condro Kirono dan Kapolda Sulut Irjen Pol. Bambang Waskito. Kemudian Akpol 1985, yaitu Kapolda Sumsel Irjen Pol. Zukarnain Adinegara, Kapolda Sulsel Irjen Pol. Umar Septono, dan Kapolda NTT Irjen Pol. Raja Erizman. Penunjukkan dan pengangkatan Eko Widodo Prihastopo pada dasarnya tentu karena berdasarkan argumen matang dan pertimbangan strategis dalam rangka menjaga, mengawal, dan mengamankan wilayah Riau.

Eko Widodo Prihastopo sebelumnya berkarir di bidang lalulintas dan logistik, dan telah lulus mengikuti semua jalur dan jenjang sekolah pendidikan dan pelatihan di lingkungan Polri (PTIK, Sespimmen, Sespimti). Kapolda Lampung (tipe A baru) yang baru adalah Brigjen Pol. Purwadi Arianto (sebelum ini Wakapolda Metro Jaya). Wilayah Lampung selain Polda dengan tipe A baru (dipimpin Kapolda dengan pangkat bintang dua/Irjen), juga merupakan wilayah perbatasan atau penyanggah antara Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa. Purwadi Arianto yang merupakan Akpol 1988 B adalah perwira reserse dan lulus mengikuti semua sekolah pendidikan dan pelatihan di lingkungan Polri (PTIK, Sespimmen, Sespimti).

Posisi sebagai Kapolda tipe A akan menyandang bintang dua (Irjen). Kapolda Kalsel (tipe A baru) yang baru adalah Irjen Pol. Yazid Fanani, yang sebelum ini pernah menjabat Kapolda Jambi dan menjadi Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN)-RI dengan pangkat bintang dua (Irjen). Kalsel merupakan wilayah yang berpenduduk banyak meski keluasan wilayahnya tidak seperti wilayah Provinsi Kaltim, Kalbar, dan Kaltim. Sehingga wilayahnya tergolong padat penduduk.

Yazid Fanani adalah Akpol 1988 B, dan berkarir di bidang reserse dan intelijen. Yazid Fanani telah lulus mengikuti semua jalur dan jenjang sekolah pendidikan dan pelatihan di lingkungan Polri (PTIK, Sespimmen, Sespimti). Penulis juga kenal baik dan lama dengan Yazid Fanani dan Purwadi Arianto. Keduanya merupakan tipikal figur yang tidak mau menampilkan diri dan tidak terlalu suka menonjolkan pencitraan. Namun menjadi terasa dekat dan semakin terbuka, hangat, dinamis, dan komunikatif jika sudah bertemu dan berdiskusi secara mendalam.

Kapolda Papua (tipe A lama) yang baru adalah Irjen Pol. Martuani Sormin. Pernah menjadi Kapolda Papua Barat (tipe B) dengan pangkat Brigjen saat itu. Polda Papua yang merupakan tipe A membawahi wilayah Papua yang secara sosiologi politik, sosiologi ekonomi, sosiologi budaya memiliki posisi strategis dan menentukan.

Provinsi Tanah Papua selain merupakan gugusan yang strategis secara geostrategis politik, sosial, ekonomi, budaya, maka Tanah Papua juga menjadi wilayah perbatasan yang diperhitungkan oleh masyarakat global dan dunia internasional. Dengan demikian harus senantiasa ditumbuhkan dan diselenggarakan pendekatan kemanusiaan, kebudayaan, keadaban, kesejahteraan, keadilan, dan kemakmuran.

Pendekatan ini mesti selalu dengan semangat kultural dan dialogis dalam suasana persahabatan dan persaudaraan sejati. Di awal tahun 2000-an, penulis sebagai Anggota Parlemen (DPR-RI) bersama sejumlah kecil dan dalam jumlah sangat terbatas Anggota Parlemen RI diundang khusus untuk menghadiri sejumlah pertemuan dan diskusi strategis di beberapa institusi kelembagaan dan beberapa wilayah di Amerika Serikat.

Dalam sebuah pertemuan tertutup dan diskusi terbatas di salah satu gedung pertemuan di Kongres (khususnya Badan Perwakilan/DPR) Amerika Serikat, pernah terjadi dialog dinamis. Ketika itu, sempat bersitegang karena terjadi diskusi keras bahkan perdebatan mendalam. Ada seorang Anggota Kongres yang sudah terlalu jauh mengintervensi dan mencampuri kedaulatan bangsa dan kepentingan nasional RI serta keutuhan wilayah NKRI.

Bahkan terkesan dan terasa betul seperti mengatur urusan domestik dalam negeri NKRI ketika membahas perihal Papua. Perspektif pemikiran Anggota Kongres tersebut kenyataannya hanya merupakan pendapat pribadi dan hanya aspirasi yang tidak argumentatif, tidak akurat, juga tidak obyektif. Perihal ini semakin menggambarkan posisi Tanah Papua yang penting, strategis, dan menentukan.

Pengangkatan dan penempatan Martuani Sormin menjadi Kapolda Papua pada gilirannya sungguh tepat dan efektif apabila dikaitkan dengan kualitas kepemimpinan, kinerja, pengalaman, rekam jejak, dan kematangan yang dimiliki Martuani Sormin. Tipikal figur Martuani Sormin merupakan sosok jawaban terhadap situasi dan kondisi kewilayahan, lapangan, permasalahan, dan tantangan Polda Papua.

Martuani Sormin harus senantiasa melakukan pendekatan kebersamaan, kemanusiaan, kebudayaan, keadaban, dan keadilan dengan semangat gotongroyong, kultural, dan dialogis dalam suasana persahabatan, persaudaraan, dan perdamaian. Penulis mengenal dekat, dan ketika berdiskusi, Martuani Sormin pada dasarnya melakukan analisis situasi dan kondisi lapangan dan perkiraan keadaan kewilayahan berdasarkan perspektif dan intuisi politik strategis, intelijen keamanan, dan dinamika sosial ekonomi.

Martuani Sormin lulus mengikuti semua jalur dan jenjang sekolah pendidikan dan pelatihan di lingkungan Polri (PTIK, Sespimmen, Sespimti). Berpangkat bintang dua (Irjen) saat menjabat Kadiv Propam Polri. Kapolda Maluku (tipe A baru) yang baru adalah Irjen Pol. Royke Lumowa. Perwira tinggi bintang dua (Irjen) ini adalah Akpol 1987 yang sudah berprestasi dan bersinar terang dalam menunaikan tugas dan tanggungjawab selama ini dalam kapasitas sebagai anggota, staf, kasatker, dan kasatwil.

Royke Lumowa terakhir menjadi Kakor Lantas Polri yang dijabat dalam masa waktu yang relatif lama. Dalam masa jabatan ini, Royke Lumowo yang telah lulus mengikuti semua jalur dan jenjang sekolah pendidikan dan pelatihan di lingkungan Polri (PTIK, Sespimmen, Sespimti), sudah berhasil baik dan bagus melanjutkan prestasi dan keberhasilan para Kakor Lantas Polri sebelumnya. Royke Lumowa juga berhasil meletakkan dan membangun perspektif dan paradigma Polri khususnya Korlantas Polri dan jajarannya yang berbasis reformatif dan berorientasi pada percepatan pelayanan yang relatif maksimun dan berkualitas, pada kedisplinan dan kesederhanaan.

Penyempurnaan konsolidasi kepemimpinan Polri dan pemaknaan reformasi Polri terhadap program nawacita, ditandai juga dengan adanya pergantian dan pengisian sejumlah kasatker (pejabat utama dan staf) mabes Polri. Pesan yang terbangun dalam konteks pergantian dan pengisian ini adalah bersentuhan pada bergeraknya agenda kaderisasi dan regenerasi di dalam Polri.

Kepala Divisi Propam (Kadiv Propam) Polri yang baru adalah Brigjen Pol. Listyo Sigit Prabowo (Akpol 1991 dan akan menyandang bintang dua/Irjen). Listyo Sigit Prabowo memecahkan rekor dalam beberapa hal. Gelombang pertama dalam jumlah terbatas dari Akpol 1991 yang menyandang pangkat Kombes ketika diangkat menjadi Kapolresta Surakarta (Solo). Listyo Sigit Prabowo merupakan Akpol 1991 yang pertama menjadi perwira tinggi bintang satu (Brigjen) dan sekaligus yang pertama menjadi Kapolda tipe B (Banten). Promosi menjadi Kadiv Propam Polri semakin melengkapi predikat Listyo Sigit Prabowo sebagai Akpol 1991 yang pertama juga menyandang bintang dua (Irjen) dan dalam usia termuda (49 tahun).

Lagi pula yang pertama menjabat pejabat utama strategis di mabes Polri. Posisi Kadiv Propam Polri pernah dijabat Komjen Pol. Purn. Oegroseno (mantan Kalemdiklat Polri, Kabaharkam Polri, Wakapolri), Jenderal Pol. Purn. Budi Gunawan (mantan Kalemdiklat Polri, Wakapolri, kini Kepala BIN-RI), Komjen Pol. Purn. Syafruddin (mantan Kalemdiklat Polri, Wakapolri, kini Menteri PAN-RB). Listyo Sigit Prabowo telah lulus mengikuti semua jalur dan jenjang sekolah pendidikan dan pelatihan di lingkungan internal dan eksternal Polri (PTIK, Sespimmen, Lemhanas RI). Penulis sudah kenal baik dan lama dengan Listyo Sigit Prabowo sejak berpangkat AKP (Kapoksek Tambora).

Sering berdiskusi secara intens. Listyo Sigit Prabowo berlatarbelakang karir di bidang reserse dan intelijen. Prestasi cemerlang dan keberhasilan gemilang Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolda adalah memimpin dan mengamankan serta membangun stabilitas politik dan keamanan Banten. Listyo Sigit Prabowo tergolong pendiam, tenang, berkomitmen, merah putih, loyal tegak lurus, memiliki program dan konsep yang melekat dan menyatu dengan pimpinan Polri dan Negara, sekaligus mau dan mampu menterjemahkan dan menjabarkan visi, misi, dan program pimpinan dalam bentuk kegiatan aksi dan kinerja nyata.

Listyo Sigit Prabowo menjabat Kapolresta Surakarta bersamaan saat Presiden RI Jokowi masih menjabat Walikota Surakarta. Pimpinan Negara dan pimpinan Polri mempercayakan dan mengangkat Listyo Sigit Prabowo menjadi ADC Presiden RI Jokowi, setelah menjabat Direktur Reskrimum Polda Sultra. Kakor Lantas Polri yang baru adalah Brigjen Pol. Refdi Andri (Akpol 1987). Pejabat Kakor Lantas Polri sudah tiga diisi oleh perwira tinggi Akpol 1987 (Irjen Pol. Agung Budi Maryoto, Irjen Pol. Royke Lumowa, dan kini Brigjen Pol. Refdi Andri). Satker Korlantas Polri berbeda posisi dan leveling dengan satker polisi lalulintas Polri ketika dalam format Direktorat Lalulintas Polri.

Perubahan ini merupakan bagian dari agenda dan sistem perencanaan institusi Polri yang melakukan reorganisasi dan restrukturisasi Polri yang berorientasi pada percepatan dan peningkatan pelayanan publik oleh Polri. Refdi Andri harus bertekad dan mesti mampu secara profesional dan maksimal membangun dan mengorganisasikan Korlantas Polri dan jajarannya untuk memaknai dan mewujudkan maksud dan tujuan dari agenda reorganisasi dan restrukturisasi satker Korlantas.

Refdi Andri telah lulus mengikuti semua jalur dan jenjang sekolah pendidikan dan pelatihan di lingkungan Polri (PTIK, Sespimmen, Sespimti), dan akan menyandang pangkat bintang dua (Irjen) dengan posisi sebagai Kakor Lantas Polri. As SDM Kapolri yang baru adalah Brigjen Pol. Eko Indra Heri (Akpol 1988 A). Sebelum ini menjabat Kepala Biro Pembinaan Karir (Karo Binkar) SDM Polri.

Figur yang berkarir lama di bidang SDM apalagi sebelum ini menjadi pejabat struktural di satker SDM Polri. Promosi Eko Indra Heri dapat dipandang sebagai titik tolak selanjutnya untuk meneruskan dan meningkatkan konsolidasi dan reformasi SDM Polri yang telah diletakkan dan diselenggarakan Arief Sulistyanto sebagai As SDM sebelumnya yang merupakan atasan langsung Eko Indra Heri. Figur Eko Indra Heri dinilai dapat mengetahui, memahami, dan melanjuti semangat dan kultur pembaruan dan penataan SDM yang sedang berlangsung baik.

Transisi kaderisasi dan regenerasi juga berlangsung dengan menyentuh sejumlah jabatan Mabes Polri. Irjen Pol. Boy Rafli Amar (mantan Kapolda Banten dan Kapolda Papua, Akpol 1988 A) diangkat menjadi Wakalemdiklat Polri menggantikan Irjen Pol. Sigit Sudarmanto (peraih Adhi Makayasa Akpol 1985). Kemudian Irjen Pol.

Suntana (mantan Deputi Kepala BIN dan Kapolda Lampung, Akpol 1988 B/1989) diangkat menjadi Wakabaintelkam Polri menggantikan Irjen Pol. Lucky Hermawan (Akpol 1987). Kehadiran sejumlah perwira tinggi Akpol angkatan muda yang menempati pos jabatan tertentu sebagai pejabat utama Polri semakin mengkonfirmasi tengah berjalannya kaderisasi dan regenerasi serta sedang berprosesnya pembangunan dan penguatan institusi dan kepemimpinan Polri.

Perwira tinggi Akpol angkatan muda inipun secara personal memiliki reputasi cemerlang dan rekam jejak teruji baik serta pemikiran visioner. Berkualifikasi pemikir intelektual, perencana handal, pelaku profesional, konseptor yang bekerja dalam kesunyian tanpa penonjolan dan pencitraan diri personal. Ada Aslog Kapolri Irjen Pol. Asep Suhendar (Akpol 1987), Ketua PTIK/Ketua STIK Lemdiklat Polri Polri Irjen Pol. Remigius Sigid Tri Hardjanto (Akpol 1987), Asrena Kapolri Irjen Pol. Gatot Eddy Pramono (Akpol 1988 A),

Gubernur Akpol Lemdiklat Polri Irjen Pol. Rycko Amelza Dahniel (peraih Adhi Makayasa Akpol 1988 B). Ada juga Akpol angkatan yang lebih muda lagi yang dapat dikategorikan berkelas pemimpin, dan sedang menjadi pejabat struktural Mabes Polri.

Ada Direktur Tipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol. Herry Rudolf Nahak (peraih Adhi Makayasa Akpol 1990) dan Karo Jianstra SDM Polri Brigjen Pol. Wahyu Widada (peraih Adhi Makayasa Akpol 1991). Sudah mulai ada juga lagi Akpol 1988 B yang menjadi pejabat utama mabes Polri, misalnya Dankor Brimob Polri Irjen Pol. Rudy Sufahriadi. Transisi kaderisasi dan regenerasi senantiasa terjaga baik dan berjalan lancar meskipun masih ada kebijakan penugasan dan penempatan terhadap beberapa perwira tinggi dari Akpol angkatan senior untuk menjabat posisi tertentu di dalam maupun di luar lingkungan Mabes Polri.

Ada Akpol 1984, yaitu : Irwasum Polri Komjen Pol. Putut Eko Bayu Seno, Kepala Baintelkam Polri Komjen Pol. Lutfi Lubihanto, Kepala Sespim Lemdiklat Polri Irjen Pol. Wahyu Indra Pramugari (peraih Adhi Makayasa Akpol 1984), Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Setyo Wasisto, Kakor Binmas Baharkam Polri Irjen Pol. Arkian Lubis, Kakor Sabhara Baharkam Polri Irjen Pol. Sudjarno. Kemudian ada Akpol 1985, yaitu : Kepala Lemdiklat Polri Komjen Pol. Unggung Cahyono, Asops Kapolri Irjen Pol. Deden Juhara, Kadiv TI Polri Irjen Pol. Prasta Wahyu Hidayat, Kadiv Hubinter Polri Irjen Pol. Saiful Maltha.

Selanjutnya ada juga Akpol 1986, yaitu : Kepala Baharkam Polri Komjen Pol. Moechgiyarto (peraih Adhi Makayasa Akpol 1986), Kakor Polairud Baharkam Polri Irjen Pol. Chairul Noor Alamsyah. Kepemimpinan lulusan Akpol angkatan muda dan berusia muda semakin menampak dalam tataran beberapa Kapolda, misalnya, Akpol 1987, yaitu, Kapolda Aceh Irjen Pol. Rio Septianda Djambak, Kapolda Jambi Irjen Pol. Muchlis A.S, Kapolda Jabar Irjen Pol. Agung Budi Maryoto, Kapolda Jatim Irjen Pol. Lucky Hermawan, Kapolda Papua Irjen Pol. Martuani Sormin, Kapolda Maluku Irjen Pol. Royke Lumowa, Kapolda NTB Irjen Pol. Achmat Juri, Kapolda Sulteng Brigjen Pol. Ermi Widyatno, Kapolda Babel Brigjen Pol. Syaiful Zachri.

Selanjutnya Akpol 1988 A, yaitu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Idham Azis, Kapolda Bali Irjen Pol. Petrus Reinhard Golose. Kemudian Akpol 1988 B, yaitu, Kapolda Kaltim Irjen Pol. Priyo Widyanto, Kapolda Kepri Irjen Pol. Andap Budhi Revianto, Kapolda Kalteng Irjen Pol. Anang Revandoko, Kapolda Kalsel Irjen Pol. Yazid Fanani, Kapolda Lampung Brigjen Pol. Purwadi Arianto (akan menyandang Irjen), Kapolda Papua Barat Irjen Pol. Rudolf Albert Rodja, Kapolda Maluku Utara Brigjen Pol. Naufal Yahya.

Selanjutnya Akpol 1989, yaitu, Kapolda Sumut Brigjen Pol. Agus Andrianto (akan menyandang Irjen), Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Pol. Ahmad Dofiri, Kapolda Sultra Brigjen Pol. Iriyanto. Sementara ini, baru ada satu orang Akpol 1990 yang pernah menjabat Kapolda, yakni mantan Kapolda NTB Irjen Pol. Firli (kini menjabat Deputi Penindakan KPK-RI). Sedangkan Akpol 1991, ada satu orang yang pernah menjabat Kapolda, yakni Kapolda Banten Brigjen Pol. Listyo Sigit Prabowo (kini menjabat Kadiv Propam Polri dan akan menyandang Irjen).

Akpol 1992 belum ada yang menjabat Kapolda tetapi ada satu orang Akpol 1993 yang menjabat Kapolda, yakni Kapolda Banten Brigjen Pol. Teddy Minahasa Putra. Ada sejumlah Akpol 1992 yang sudah menjadi perwira tinggi bintang satu (Brigjen), antara lain Wakapolda Metro Jaya Wahyu Hadiningrat, Brigjen Pol. Suharyono (peraih Adhi Makayasa Akpol 1992), dan lain-lain.

Formasi kepemimpinan Polri melalui kehadiran sejumlah perwira tinggi Polri yang menjadi pejabat struktural di dalam institusi Polri pada hakekatnya akan semakin mempertegas dan memperjelas posisi dan arah konsolidasi dan reformasi institusi Polri. Konsolidasi dan reformasi ini menjadi penting dan relevan menguati dan memaknai kepemimpinan Polri dalam mengorganisasikan institusi Polri.

Konsolidasi mesti senantiasa berbasis dan sekaligus berorientasi pada kelanjutan reformasi Polri beserta seluruh sistem dan pranata Polri. Reformasi Polri tidak berdiri sendiri melainkan terikat dan terkait dengan berbagai faktor taktis dan strategis. Keterikatan reformasi Polri terletak utamanya pada peningkatan dan percepatan kualitas tugas dan tanggungjawab Polri untuk Indonesia Raya.

Kualitas ini menjadi kekurangan makna bahkan kehilangan makna sama sekali apabila tanpa diawali dan tanpa disertai dengan konsolidasi dan reformasi yang hakiki. Konsolidasi dan reformasi Polri merupakan prasyarat standar dan persyaratan mutlak jikalau mewujudkan dan memastikan apakah kualitas sistem dan pranata Polri telah bergerak dan berjalan baik, efektif, dan maksimum ? atau sebaliknya justru belum bergerak dan tidak berjalan.

Makna reformasi Polri menjadi penting ketika Indonesia Raya melalui Pemerintah Nasional beserta jajarannya menyelenggarakan pemerintahan dan menjalankan berbagai program Nawacita untuk menyeterahkan dan memakmurkan rakyat. Tipikal figur dan rekam jejak serta bobot kinerja para pejabat Polri yang baru-baru ini ditugaskan di jabatan Polri merupakan dan menjadi salah satu tanggapan langsung untuk menjawab tuntutan dan kebutuhan konsolidasi dan reformasi Polri. Penulis pernah diundang oleh Mabes Polri beberapa kali untuk menjadi Pembicara atau semacam dosen Tamu di Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) dan di Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Lemdiklat Polri.

Rata-rata dan sebagian besar di antara perwira tinggi yang baru-baru ini dan sebelum ini dipromosikan menjadi pejabat utama mabes Polri dan Kapolda adalah merupakan perwira siswa (pasis) yang mengikuti pendidikan reguler Sespimmen dan Sespimti saat itu ketika Penulis diundang juga menjadi dosen tamu di kegiatan yang sama.

Misalnya saat kali pertama Penulis diundang di Sespimmen awal tahun 2000-an. Tugas pengabdian Polri sebagai Bhayangkara Negara semakin maju pesat dan tumbuh berkembang untuk masa kini dan masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berideologi dan berfalsafah Pancasila berdasarkan konstitusi UUD 1945 dalam suasana dan semangat Bhinneka Tunggal Ika. (*)

Penulis : Firman Djaya Daeli

Isi di luar tanggung jawab redaksi

  • Bagikan