BERITA9, JAKARTA – Asisten Kapolri Bidang SDM (As SDM Kapolri) Irjen Pol. Arief Sulistyanto diangkat menjadi Kabareskrim Polri. Arief Sulistyanto adalah perwira tinggi bintang dua (Irjen), Akpol 1987, dan sebentar lagi menyandang bintang tiga (Komjen) dengan jabatan baru ini. Arief Sulistyanto telah lulus mengikuti semua jalur dan jenjang sekolah pendidikan dan pelatihan di lingkungan Polri (PTIK, Sespimmen, Sespimti), dan pernah menjabat kepala satuan kerja (kasatker/PJU) dan kepala satuan wilayah (kasatwil). Arief Sulistyanto merupakan figur yang menjadi the rising star Akpol 1987 selain Kapolri Tito Karnavian.
Figur Kapolri Tito Karnavian sejak semula dan jauh sebelum ini sudah menjadi bintang utama yang meraih Adhi Makayasa dan berprestasi gemilang dan mengharumkan Polri dan Negara. Jalan jabatan Arief Sulistyanto berbasis dan berlatangbelakang reserse namun memahami dan menguasai juga bidang SDM, staf (spri/sekpri), kewilayahan, operasi, lapangan, dan perencanaan. Kemampuan profesionalitas dan kematangan integritas serta kekuatan intelektualitas Arief Sulistyanto telah tumbuh berkembang sejak semula.
Kapasitas dan kualitas bertambah menampak ketika menjabat Kapolda Kalbar dan As SDM Kapolri. Selain beberapa Kapolda Kalbar lainnya yang menjabat sebelum Arief Sulistyanto, namun Polda Kalbar tergolong berprestasi dan berwibawa saat dipimpin Arief Sulistyanto. Kapolda Kalbar yang fenomenal dan monumental adalah Arief Sulistyanto. Penulis sudah kenal baik dan lama dengan Arief Sulistyanto, lagi pula sering berdiskusi lama secara informal dan intelektual.
Bahkan Arief Sulistyanto secara terbuka dan dengan baik, pernah beberapa kali mengundang penulis untuk mengunjungi dan menghadiri sejumlah kegiatan Polri yang berkaitan dengan agenda SDM Polri. Penulis sebagai mantan Tim Perumus UU Polri Di Pansus DPR-RI dan yang mendukung sepenuhnya reformasi Polri, mungkin sengaja diundang untuk mengikuti dan menyaksikan langsung dialog dan pemikiran sekaligus program dan kegiatan Arief Sulistyanto dalam mereformasi SDM Polri dengan paradigma dan konsep baru.
Arief Sulistyanto memperkenalkan penulis kepada beberapa perwira tinggi staf SDM dan pimpinan penyelenggara kegiatan, sembari mempersilakan penulis duduk berdampingan bersama Arief Sulistyanto di deretan meja dan kursi pimpinan di depan. Tak terbantahkan lagi bahwa Arief Sulistyanto selain beberapa As SDM Kapolri sebelumnya Ass SDM Kapolri yang intelektual, profesional, dan kredibel.
Juga memiliki dan menguasai konsep secara matang, jelas, terencana, terarah, terukur, terutama dalam hal pengembangan dan peningkatan kualitas SDM Polri yang unggul dan kompetitif berbasis reformatif. Arief Sulistyanto adalah figur sederhana, tenang, berani, tegas, cerdas, teguh, konsisten, taat azas, kaku, dingin, tidak kompromistis, tidak bermanufer negatif dan tidak bergerilya negatif, amat merah putih, loyal tegak lurus, memiliki program dan konsep yang melekat dan menyatu dengan pimpinan Polri dan Negara. Salah satu wajah penampakan dari berhasil-tidaknya dan berprestasi-tidaknya Polri terletak di satker Bareskrim Polri dan jajaran satuan reskrim.
Konsolidasi dan reformasi sistem penegakan hukum dan keadilan yang sebelum ini dan selama ini relatif sudah tertata, dipastikan bahwa selanjutnya kualitasnya akan ditingkatkan oleh Arief Sulistyanto. Kapolri Tito Karnavian telah menunjuk dan mengangkat figur yang tepat untuk mengabdi di jabatan yang tepat dalam rangka mengawal dan menjalankan penegakan hukum dan keadilan.
Kapolri Tito Karnavian tentu sudah tahu persis dan hafal betul rekam jejak dan sepak terjang Arief Sulistyanto yang mumpuni untuk menjabat Kabareskrim Polri. Apalagi keduanya sama-sama Akpol 1987. Setidaknya ada tiga perwira tinggi Polri yang memiliki NRP muda (tahun kelahiran muda yaitu tahun 1965) lAkpol 1987, antara lain : Arief Sulistyanto, Agung Budi Maryoto (mantan Kapolda Sumsel, Kakor Lantas Polri, Kapolda Kalsel, kini menjabat Kapolda Jabar), Lucky Hermawan (kini Kapolda Jatim, sebelumnya menjabat Wakil Kepala Baintelkam Polri), dan lain-lain. Agung Budi Maryoto dan Lucky Hermawan dalam beberapa pertimbangan pada dasarnya termasuk the rising star lulusan Akpol tahun 1987 bersama Arief Sulistyanto.
Ada sejumlah jabatan Polri yang baru-baru ini mengalami pergantian dan pengisian. Ada beberapa kasatker (pejabat utama/staf mabes Polri) dan beberapa kasatwil (Kapolda) yang terkena mutasi dan promosi jabatan. Jiwa dan semangat pergantian dan pengisian ini pada dasarnya berbasis pada penguatan institusi Polri dan pemantapan kepemimpinan puncak Polri serta berorientasi pada peningkatan dan perluasan konsolidasi dan reformasi pemeliharaan keamanan nasional dan ketertiban umum ; konsolidasi dan reformasi penegakan hukum dan keadilan yang profesional dan akuntabel, konsolidasi dan reformasi perlindungan publik dan pelayanan masyarakat.
Di antaranya, antara lain, Brigjen Pol. Agus Andrianto (Akpol 1989) menjadi Kapolda Sumut (tipe A lama). Kombes Pol. Mardiaz Kusin Dwihananto (Akpol 1993) menjadi Wakapolda Sumut untuk mendampingi dan membantu Agus Andrianto. Dalam sejarah kepolisian khususnya Polda Sumut, Agus Andrianto dan Mardiaz Kusin Dwihananto memecahkan rekor dan mematahkan mitos mengenai jalur jabatan dan jenjang kepangkatan kepemimpinan Polda Sumut. Agus Andrianto masih dalam masa jabatan Wakapolda Sumut langsung dipromosikan menjadi Kapolda Sumut (bintang dua/Irjen). Mardiaz Kusin Dwihananto juga masih dalam posisi jabatan berpangkat Kombes mantap yang dipromosikan menjadi Wakapolda Sumut.
Biasanya Kapolda Sumut sejak bertipe A selalu dijabat oleh perwira tinggi yang sudah duluan sebelumnya menyandang bintang dua (Irjen) dan setidaknya pernah menjabat sebelumnya sebagai Kapolda tipe B. Hanya Edi Sunarno (Akpol 1974) yang masih dalam masa jabatan Wakapolda Metro Jaya saat itu dengan pangkat Brigjen, dan tidak pernah sebelumnya menjabat Kapolda, langsung dipromosikan ketika itu menjadi Kapolda Sumut, di sekitar tahun 2002 atau 2003.
Demikian juga untuk jabatan Wakapolda Sumut, biasanya dijabat oleh perwira tinggi yang sebelumnya telah berbintang satu (Brigjen). Hanya Komjen Pol. Purn. Syafruddin yang saat itu masih berpangkat Kombes mantap (kini Menteri PAN-RB). Syafruddin setelah selesai menjadi ADC Wakil Presiden Jusuf Kalla, langsung dipromosikan menjadi Wakapolda Sumut. Tentu dan pasti ada pertimbangan taktis dan strategis dari pimpinan Polri (Kapolri) untuk menempatkan Agus Andrianto dan Mardiaz Kusin Dwihananto menjadi Kapolda dan Wakapolda Sumut.
Penulis juga sudah kenal baik dan lama, bahkan sering berdiskusi hangat dan dinamis dengan Agus Andrianto dan Mardiaz Kusin Dwihananto. Figur Agus Andrianto tergolong solider, berkomitmen, berani, tegas, keras, tertib, teguh, tidak kenal kompromi. Sesungguhnya masih ada lagi selain Agus Andrianto yang menjadi the rising star Akpol 1989.
Ada Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Pol. Ahmad Dofiri (peraih Adhi Makayasa Akpol 1989), dan sudah empat kali menempati jabatan bintang satu (Brigjen). Selanjutnya ada mantan Deputi Kepala BIN dan Kapolda Lampung Irjen Pol. Suntana (Wakabaintelkam Polri yang baru). Suntana adalah Akpol 1988 B/1989). Agus Andrianto dan Mardiaz Kusin Dwihananto tergolong merah putih, loyal tegak lurus, memiliki program dan konsep yang melekat dan menyatu dengan pimpinan Polri dan Negara.
Keduanya sudah lama berkarir dan bertugas di wilayah hukum Polda Sumut sejak perwira pertama dengan spesialisasi reserse. Agus Andrianto dan Mardiaz Kusin Dwihananto telah lulus mengikuti semua jalur dan jenjang sekolah pendidikan dan pelatihan di lingkungan Polri (PTIK, Sespimmen, Sespimti). Agus Andrianto dan Mardiaz Kusin Dwihananto sangat memahami dan menguasai situasi dan kondisi lapangan, permasalahan, dan tantangan wilayah Sumut, juga memiliki banyak relasi dan jaringan luas.
Mardiaz Kusin Dwihananto yang lama bertugas di Polda Sumut dan pernah menjadi Kapolres Nias, Kapolres Madina, Kapolrestabes Medan, merupakan figur pertama Akpol 1993 yang menjadi Wakapolda apalagi bertipe A lama. Bahkan Mardiaz Kusin Dwihananto sudah sering mengikuti sekolah pendidikan, pelatihan, dan kursus di luar negeri (di beberapa negara sahabat).
Kapolda Kepulauan Riau (Kepri, tipe A baru) yang baru adalah Irjen Pol. Andap Budhi Revianto (Akpol 1988 B). Dengan promosi ini, Andap Budhi Revianto dinilai berhasil memimpin dan mengamankan Polda Sultra (tipe B) dan Polda Maluku (tipe A baru) sebagai Kapolda. Karakteristik kewilayahan Sultra apalagi Maluku secara geografi sama dengan Kepri yaitu wilayah perbatasan dan kepulauan.
Andap Budhi telah lulus mengikuti semua jalur dan jenjang sekolah pendidikan dan pelatihan di lingkungan internal dan eksternal Polri (PTIK, Sespimmen, Lemhanas RI), dan meraih pangkat bintang satu (Brigjen) saat menjadi salah seorang pejabat struktural Mabes Polri dan Kapolda Sultra. Sedangkan bintang dua (Irjen) diraih saat menjabat Kapolda Maluku. Kapolda Banten (tipe B) yang baru adalah Brigjen Pol. Teddy Minahasa Putra (Akpol 1993), dan lama berkarir di satuan lalulintas.
Teddy Minahasa Putra merupakan Akpol 1993 yang pertama meraih bintang satu (Brigjen) dengan menjadi pejabat struktural di lingkungan sekretariat Wakil Presiden RI. Selanjutnya menjabat Kepala Biro Paminal Divisi Propam Polri, dan kini Kapolda Banten. Teddy Minahasa Putra yang juga mantan ADC Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menjadi Akpol 1993 yang pertama menjadi Kapolda.
Wilayah Banten merupakan penyanggah dan penopang DKI Jakarta Raya sebagai ibukota RI. Teddy Minahasa Putra telah lulus mengikuti semua jalur dan jenjang sekolah pendidikan dan pelatihan di lingkungan internal dan eksternal Polri (PTIK, Sespimmen, Lemhanas RI). Andap Budi Revianto dan Teddy Minahasa Putra tergolong tipikal berani, bernyali, tegas, merah putih, memiliki jaringan kuat dan akses luas, serta loyal membangun institusi di satuan kerja dan satuan wilayah penugasan.
Dan juga memiliki program dan konsep yang memperkuat basis kerja dan kepemimpinan. Kapolda Jatim (tipe A lama) yang baru adalah Irjen Pol. Lucky Hermawan (Akpol tahun 1987). Polda Jatim merupakan wilayah hukum yang memiliki anggota Polri terbanyak di antara seluruh Polda di Indonesia. Leveling Polda Jatim selain merupakan tipe A lama, juga merupakan gugusan wilayah strategis dari segi keluasan wilayah, kepadatan penduduk, jumlah daerah otonom, perbatasan dan penyanggah antara Indonesia bagian tengah dengan Indonesia bagian Timur, dan strategis pula dari segi sosiologi politik dan sosiologi budaya.
Meskipun biasanya Kapolda Jatim dijabat perwira tinggi berpangkat bintang dua (Irjen) dan sebelumnya pernah menjadi Kapolda. Walaupun juga Lucky Hermawan sebelum ini belum pernah menjadi Kapolda, namun pengalaman yang berlatarbelakang intelijen pada dasarnya merupakan modal dasar dan sisi potensial untuk menjadi Kapolda Jatim. Apalagi sebelum ini sebagai Wakil Kepala Badan Intelijen Keamanan (Wakabaintelkam) Polri, Lucky Hermawan tentu dan pasti memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai situasi kondisi lapangan, permasalahan, dan tantangan wilayah Jatim. Lucky Hermawan pada dasarnya memiliki perspektif dan intuisi intelijen dan keamanan yang utuh, memadai, dan menyeluruh untuk memimpin dan mengamankan Jatim.
Lucky Hermawan akan didampingi dan dibantu oleh Brigjen Pol. M. Iqbal yang diangkat menjadi Wakapolda Jatim. M. Iqbal (Akpol 1991) telah lulus mengikuti semua jalur dan jenjang sekolah pendidikan dan pelatihan di lingkungan Polri (PTIK, Sespimmen, Sespimti). Penulis juga sudah kenal baik dan lama dengan M. Iqbal, dan jika berdiskusi maka M. Iqbal tergolong moderat, akomodatif, hangat, dan terbuka. Iqbal memiliki kemampuan membangun relasi dan jaringan yang luas serta menumbuhkan komunikasi dan sosialisasi yang mumpuni.
Tipikal figur yang adaptif, cerdas, visioner, juga seorang konseptor. Iqbal yang pernah menjadi Kapolrestabes Surabaya tentu dan pasti dapat membantu kepemimpinan Lucky Hermawan. Keduanya merah putih, loyal tegak lurus, memiliki program dan konsep yang melekat dan menyatu dengan pimpinan Polri dan Negara.
Kapolda Riau (tipe A baru) yang baru adalah Brigjen Pol. Widodo Eko Prihastopo (sebelum ini Wakapolda Jatim, Akpol 1986). Widodo Eko Prihastopo menjadi perwira tinggi yang menyandang bintang dua (Irjen) dengan posisi Kapolda Riau. Promosi ini dipandang sebagai wujud kebijakan Pimpinan Polri yang menilai Eko Widodo Prihastopo berhasil dan berprestasi sebelum ini khususnya selama menjabat Wakapolda Jatim.
Penulis : Firman Djaya Daeli
Bersambung…..