Insiden Bom Medan, Ketum GP Ansor Insturksikan Anggota Rapatkan Barisan

  • Bagikan
KH. Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut Ketua Umum GP Ansor (foto imam/berita9)

BERITA9, JAKARTA – Jaringan pencuci otak yang dilakukan kelompok radikal ternyata terbukti masih tetap ada di Indonesia. Buktinya, seorang remaja yang masih berusia muda 17 tahun, tergiur dengan janji manis berkedok agama. Akibat perbuatannya, pemuda berinisial IAH itu kini meringkuk di sel Mapolresta Medan, Sumatera Utara.

Meskipun bom gagal meledak dan tidak ada korban jiwa, peristiwa ini patut dijadikan bahan pelajaran.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, dalam rilisnya, menyebutkan bahwa kini gerakan terorisme telah menyasar beragam usia. Gerakan ini telah berhasil merekrut anak-anak muda untuk dicuci otaknya, kemudian diproyeksikan menjadi “pengantin”.

“GP Ansor mengutuk keras upaya bom bunuh diri ini. Juga mendorong kepolisian mengusut tuntas pihak-pihak yang terlibat dan yang memerintah IAH,” ujar Gus Yaqut.

Selain itu, ia juga mengintruksikan kepada seluruh pengurus Ansor dan anggota Banser diseluruh Indonesia untuk bersiap siaga dan terjun ke masyarakat untuk melakukan gerakan penangkalan aksi cuci otak itu.

Ia juga meminta kepada semua elemen bangsa terutama ormas keagamaan untuk tidak menoleransi tumbuhnya benih-benih terorisme. Menurutnya, upaya bom bunuh diri di Medan secara jelas menunjukkan betapa kelompok-kelompok teror telah melebarkan sayapnya dengan merekrut anak-anak muda untuk dikorbankan.

“Oleh karena itulah, ormas harus menjadi pelindung bagi generasi muda. Dengan demikian, harus berperan pula sebagai benteng pertahanan yang melawan segenap upaya menumbuhkan benih-benih terorisme,” tegas Gus Yaqut. (red)

  • Bagikan