BERITA9, JAKARTA – Kondisi lalu lintas dan jalan raya di Indonesia ternyata menyimpan catatan yang cukup memprihatinkan, khususnya bagi anak-anak di bawah umur. Mereka menjadi salah satu kelompok usia yang rentan sebagai korban, bahkan sebagai pelaku kecelakaan lalu lintas.
Berdasarkan catatan Ditlantas Polda Metro Jaya, terjadi 10 kecelakaan lalu lintas jalan yang merenggut tiga nyawa. Sepanjang 2010-2015, diketahui ada sekitar 176.000 anak menjadi korban kecelakaan di jalan raya. Artinya, setiap harinya terdapat 85 anak berumur di bawah 15 tahun yang jadi korban kecelakaan.
Di sisi lain, anak-anak di bawah umur yang menjadi pelaku kecelakaan ternyata juga cukup memprihatinkan. Dalam rentang waktu yang sama, sedikitnya tercatat 27.000 anak-anak yang memicu terjadinya kecelakaan di jalan.
“Sangat disayangkan, dikarenakan kurangnya pendidikan tentang lalu lintas, masih banyak saja anak dibawah umur yang menjadi pelaku kecelakaan lalu lintas. Padahal, kondisi yang ada sudah sangat memprihatinkan,” kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Syamsul Bahri, dalam acara seminar HUT Lalu Lintas ke-61 sekaligus penyerahandummy komik “Selamat Ya di Jalan”, di Hotel Hermitage, Jakarta Pusat, Rabu (10/8).
Menurut Syamsul Bahri, pengetahuan anak dibawah umur terhadap pendidikan lalu lintas diharapkan dapat meminimalisir dan mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di jalan. “Melalui seminar ini, tentunya bersama-sama dengan pakar pendidikan dan dukungan media, diharapkan dapat membantu kami dalam menyuarakan aksi tentang save our kids,” tambah Syamsul Bahri.
Salah satu cara yang akan dilakukan oleh pihak Ditlantas Polda Metro Jaya untuk penegakan hukum (law enforcement) dan mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas, kata dia, pihaknya akan menempatkan sebanyak mungkin kamera pengawas (CCTV) di berbagai titik jalan Ibu Kota.
“Keberadaan fasilitas dan perlengkapan jalan, dalam hal ini fitur pengawasan tentunya akan terus ditingkatkan untuk semakin meminimalisir jatuhnya korban,” tambahnya.
Menyoal langkah lain yang juga harus ditingkatkan, lanjut dia, diperlukan sinergitas dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang terkait masalah lalu lintas.
“Penanganan lalu lintas terpadu tentunya menjadi hal yang mendesak untuk diterapkan. Sinergitas yang terjalin antar kelompok masyarakat, komunitas, dan kepolisian, diharapkan dapat menurunkan angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya,” tambahnya.
Sementara itu, editor komik ‘Selamat ya di Jalan’, Edo Rusyanto, mengatakan, komik tersebut menceritakan kondisi keseharian pesepeda motor di perkotaan, yang terkadang menghadapi banyak tantangan dan godaan saat berada di jalan raya.
“Pesepeda motor seringkali menghadapi godaan besar untuk melanggar aturan di jalan. Pergulatan batin, tidak jarang terkalahkan oleh realitas, yang akhirnya memaksa mereka untuk melawan arah atau berkendara tanpa SIM,” tambah Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) ini. (red)