Kades Tegalharjo Banyuwangi, Diduga Menipu Warga Sendiri

  • Bagikan

BERITA9, BANYUWANGI – Anik, janda tua warga Dusun Krajan RT 01 RW 06 Desa Tegalharjo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi, mesti mengelus dada gegara janji Kepala Desa (Kades) Tegalharjo Mursyid untuk membedah rumahnya ternyata hanya isapan jempol belaka.

Ditemui dirumahnya yang terlihat belum selesai direhab, Jum’at (13/4/2018), Anik bercerita, Kades Mursyid bersama anak buahnya bernama Budi beberapa waktu lalu (Anik mengaku lupa hari dan tanggalnya-red) sekitar pukul 22.00 WIB mendatanginya. Kedatangan Mursyid di malam hari itu menanyakan Anik tentang kapan rumahnya akan di perbaiki, namun Anik mengaku masih berusaha mengumpulkan dana.

Kata Anik, Mursyid lalu bertanya jumlah uang yang telah kami kumpulkan untuk perbaiki rumah. “Saya bilang, pegang duit Rp 2 juta, nah terus Pak Kades minta dana itu di tambahi Rp 1 juta lagi, jadi Rp 3 juta, katanya rumah saya segera di perbaiki dapat bantuan pemerintah. Saya juga enggak tahu dalam program apa, ” kata Anik menirukan ucapan Kades Mursyid.

Kemudian hari Jum’at 23 Maret 2018, lanjut Anik, anak tunggal Anik bernama Ribut menyerahkan uang Rp 3 juta ke Mursyid dikantornya. Penyerahan uang itu terjadi karena Mursyid bersama stafnya datang lagi nanyakan lagi dana Rp 3 juta. “Saya jadi sungkan yang datang Pak Kades,” ujar Anik.

Menurut Ribut, dirinya juga pernah di kasih uang sama Mursyid Rp 712.000 tanpa menjelaskan uang itu dari siapa dan untuk apa. Keganjilan mulai terasa karena Anik ternyata dibebani membayar upah tukang dan pembelian beberapa jenis material bangunan. “Kalau memang di bantu sama pemerintah kenapa ongkos tukang saya bayar, terus material saya tetap bayar, tapi saya dimintai uang juga sama Kades Mursyid,” ungkap Anik.

Anik dan anaknya Ribut menduga, barang material yang di belanjakan dan dikirim oleh Mursyid itu bukan dari bantuan pemeritah, tetapi menggunakan uang mereka sendiri. Gegara ulah Mursyid, rumah Anik kini tak jelas bentuknya. Banyak bagian rumah yang belum terpasang karena bahan material sudah mulai menipis, sementara Anik tak punya pendapatan, begitu juga anak tunggalnya.

“Saya sekarang kebingungan harus cari uang untuk ongkos tukang sama membeli kekurangan matreal, mulai besok tukangnya sudah saya stop semua karena sudah tidak bisa bayar lagi, saya sudah enggak punya uang,” tambah Ribut.

Sementara itu saat dimintai tanggapannya, Mursyid menjelaskan, bahwa tidak ada program bantuan bedah rumah Anik. “Rumah Anik di perbaiki karena kebijakan saya dan pakai uang saya pribadi,” kata Mursyid melalui sambungan telepon.

Saat ditanya ketiban uang Rp 3 juta yang dia minta dari Anik, dengan agak gusar ia meminta awak media mendatanginya di Kantor desa. Usai berkata, Mursyid langsung mematikan sambungan telepon. (red)

Laporan Biro Banyuwangi : Joko Praseryo

  • Bagikan