Ini Motif Pembunuhan Satu Keluarga di Medan

  • Bagikan
Otak pembunuhan satu keluarga di Medan ditembak kakinya karena melawan petugas (foto dok)

BERITA9, MEDAN – Andi Lala, dalang pembantaian satu keluarga ternyata berdarah dingin. Setelah melakukan pembantaian, dia ternyata datang bersama istrinya bernama Reni untuk melayat ke rumah korban di Jl Mangaan/Rumah Potong Hewan Gang Benteng, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Sumatera Utara (Sumut), Ahad (9/4) lalu. Korban dan Andi ternyata masih memiliki hubungan kekeluargaan. 

“Andi Lala otak pelaku pembunuhan yang sudah ditangkap itu memang datang melayat. Namun, dia hanya datang sebentar saja. Setelah itu, dia pergi meninggalkan rumah duka,” ujar Saniyem (59) salah seorang keluarga korban Senin (17/4).

Saniyem merupakan bibi Riyanto, sama sekali tidak menyangka jika Andi Lala, orang yang dilihatnya datang melayat tersebut, ternyata sebagai otak pelakunya. Apalagi, Andi Lala juga tega menghabisi nyawa mertuanya (ibu kandung istrinya), Sumarni.

“Dia melayat seperti merasa tidak berdosa dengan pembantaian yang sudah dilakukannya tersebut. Dia langsung pergi dengan alasan ada keperluan penting dan meninggalkan istrinya di saat takziah di rumah duka. Sangat keji,” katanya.

Saripon, paman korban pembantaian yang merupakan adik Sumarni (korban) juga mengaku terkejut setelah mengetahui Andi Lala sebagai dalang pembunuhan tersebut. Saripon juga melihat Andi datang untuk melihat lima korban tewas itu.

“Sungguh tidak menyangka. Dia datang melayat. Hanya saja, wajahnya memang terlihat memperlihatkan sesuatu yang disembunyikan. Saya sama sekali tidak mengetahuinya. Kemudian, dia buru – buru pergi dengan alasan pekerjaan,” ungkapnya.

Tim Polda Sumut menangkap salah satu pelaku pembunuhan satu kkeluarga (foto tribun medan)

Menurutnya, sebulan sebelum kejadian pembunuhan satu keluarga itu, Andi Lala bersama dengan dirinya dan Riyanto, pergi ke Dumai, Riau. Mereka bertiga berangkat untuk menghadiri acara hajatan keluarga mereka. Saat itu, tidak ada perselisihan.

“Makanya, saya sangat terkejut dia sebagai dalang pembunuhan. Sampai tega – teganya dia menghabisi mertua yang melahirkan istrinya. Dia gelap mata hanya karena uang warisan yang masih dipegang mertuanya tersebut,” ujarnya geram.

Kuasai Uang Penjualan Tanah

Ditempat terpisah, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sumut Brrigadir Jendral Polisi Agus Andrianto mengatakan, motif pembantaian satu keluarga yang menewaskan Harianto alias Riyanto, (40) kepala keluarga, Sri Ariyani (35) istri, Naya (13), Gilang (8) dan Sumarni (60) metua Riyanto dan melukai Kirana (4) di rumahnya di Jl Rumah Potong Hewan, Minggu (9/4) kemarin, ternyata untuk menguasai uang hasil penjualan tanah.

Uang hasil penjualan tanah itu yang dipegang keluarga Riyanto mau dikuasai Andi Lala. Bahkan, Andi Lala juga mengajak keponakannya untuk menghabisi Riyanto dan keluarganya. Keponakannya itu merupakan satu dari dua orang yang ditangkap polisi dari Kabupaten Asahan dan Serdang Bedagai. Keduanya adalah Andi Syahputra dan Roni.

“Penangkapan kedua tersangka pelaku pembunuhan satu keluarga di Mabar itu atas kerjasama tim informasi teknologi (IT) Mabes Polri, Polda Sumut dan melibatkan Polres Pelabuhan Belawan. Setelah mendapatkan nomor handphone tersangka, kita langsung melakukan pengejaran dan penangkapan.

Andi Syahputra (27) warga Jl Sempurna Gang Buntu kawasan Sekip, Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang dan Roni (33) warga Jl Galang persimpangan Jl STM, Lubuk Pakam.

Andi ditangkap dari lokasi persembunyiannya di Desa Alim Ulu, Dusun II, Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan. Sedangkan Irwansyah diringkus dari Kampung Tempel, Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.

Beberapa hari setelah penangkapan itu, Andi Lala (35) sebagai otak pelaku pembunuhan satu keluarga di Jl Kayu Putih, Lingkungan XI, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, diringkus.

Pembunuh sadis ini diringkus dari tempat persembunyiannya di di Desa Pekan Tua, Kecamatan Kempes, Kabupaten Indra Giri Hilir, Riau, Sabtu (15/4). Polisi terpaksa menembak kedua kakinya karena berusaha memberikan perlawanan saat ditangkap petugas. (red)

  • Bagikan