BERITA9, JAKARTA – Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat Partai Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono menampik isu yang beredar jika partainya ada niat gabung ke Kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Gerindra menilai, situasi pemerintahaan saat ini masih karut marut, jika Gerindra gabung ke kabinet, kata Arief, langkah tersebut justru suatu kemunduran dalam berdemokrasi.
“Apakah pemerintahan saat ini sejalan dengan ideologi dan manifesto Partai Gerindra? Pemerintahan sudah tidak berdaulat secara ekonomi. Investor Cina misalnya, yang berinvestasi di Indonesia memberi syarat dengan memperkerjakan warga negaranya puluhan ribu di segala macam jenis pekerjaan hingga tukang batu dan tukang angkut,” jelasnya di Jakarta, Rabu (28/12).
Masuknya Gerindra dalam kabinet juga tidak bisa memastikan apakah dapat menolong pemerintahan yang secara keorganisasian terlampau gemuk. Apalagi, partai politik yang kini berada di luar pemerintahan hanya tersisa Partai Demokrat.
Menurut Arief, masuknya semua partai menjadi partai pendukung pemerintah justru menjadi suatu tanda tanya.
“Nah, kalau cuma Partai Demokrat nantinya yang di luar pemerintahan dibuat oleh Joko Widodo maka ada skenario khusus dari Joko Widodo untuk jadi calon tunggal Capres 2019, karena setiap pileg dan pilpres bareng,” tegas dia.
Menurut Arief, efektivitas pemerintahan Jokowi-JK hanya tersisa setahun lagi. Awal tahun 2018 merupakan tahun politik di mana partai politik sudah memulai memanaskan mesin partainya.
“Capres sudah bermunculan ini bisa jadi efek buruk bagi parpol dan capres dari parpol yang masuk ke pemerintahan Joko Widodo -JK,” jelas dia.